RSS

WELCOM SONE I SOWON I SO-ONE AND SNSD MAMBER BIASED

WELCOM SONE I SOWON I SO-ONE AND SNSD MAMBER BIASED
Anyeonghaseo........ Hai... Sones Selamat datang di blog saya yang sederhana ini, saya hanya ingin memberikan sebuah berita yang berhubungan tentang SNSD Atau GIRLS GENERATION semoga kalian suka, mianhe kalo kurang bagus.... Gomawoyoo <3 <3 <3

Too Good Part3

Post : SNSD/ Girls Generation

Too Good [Part3]

Cast :
Jessica
Donghae
Kyuhyun
Seokyu
Type : Series
Genre: Romantic, Sad, Family
[13+]
Other Cast
Member SNSD and Super Junior


Jessica-Donghae tampak mengintip sepasang manusia sedang masa pendekatan di sana. Mereka tak begitu jauh sehingga mereka bisa melihat kedua orang itu dengan jelas, tapi juga tak begitu dekat karena takut ketahuan dengan orang yang disana.

Jessica tampak seperti mata-mata yang didampingi pasangannya untuk memata-matai sang musuh. Bagian wajah bawahnya sedikit ditutupi oleh buku menu disana. Sedangkan donghae tampak bingung dengan kelakuan Ssica seperti itu.
“Jadi kau memata-matai Kyuhyun?” tanya donghae saat Ssica tengah memperhatikan Kyuhyun disebrang sana.

Ssica menaruh buku menu itu. “Nde, karena aku tak mau, magnaemu gagal dalam urusan menyatakan cintanya” donghae tampak bingung tapi juga ingin menahan tawa.
“Jadi? Kyuhyun akan menyatakan cinta pada Seohyun?”
Ssica hanya menanggukkan kepalanya.

Kali ini sikap Ssica tak begitu dingin dengan Donghae, dia juga tak tau mengapa. Ini mengalir begitu saja, seperti sungai yang terus mengalir sampai ke hulu. Dia juga ingin semua ini mengalir apa adanya.

Dingin. Mungkin ice yang tadi telah membekukan hatinya, sedikit demi sedikit mencair.
Ssica membenarkan sedikit poni brown nya yang sedikit berantakan. Berusaha bersikap biasa saja. Walau sekarang jantungnya sedang estafet didalam sana, karena donghae sedang menatapnya.
“Biarkanlah mereka berdua saja. Bagaimana kalau kita jalan-jalan berdua saja. Kau tidak bosan?”
Menolak ajakannya?
Menerima ajakannya?
Bimbang. Itu tentu saja Ssica rasakan sekarang, seharusnya dia tak mengajak donghae untuk mengamati Kyuhyun.

“Ssica. Eotte?” tanya donghae.
Ssica melirik Kyuhyun dan Seohyun masih dalam tahap pendekatan saja, belum ada yang berubah sedaritadi. Tersenyum-tertawa hambar-malu itu saja yang sedaritadi Ssica lihat pada kedua sejoli itu.

Dia tampak berpikir keras. “Err. Baiklah” jawabnya kemudian, membuat donghae mengembangkan senyuman khasnya. “Tapi mau kemana?” tanya Ssica.
Donghae tersenyum meyakinkan gadis itu bahwa dia tak akan mengajak itu jauh-jauh. “Hanya didekat sini, kita beli sesuatu makanan”
——===—–

Senyuman terus saja terlihat pada wajah yang sedikit bulat milik Seo JooHyun. Semburat merah mungkin sangat terlihat jika lampu café itu sedikit diberi cahaya yang terang. Tapi untung saja cahaya saat ini mendukung hati seohyun agar wajahnya yang memerah tak terlihat oleh orang yang berada dihadapannya ini. Dia malu
“Haha~ oppa kau begitu lucu” komentar seohyun saat kyuhyun menceritakan suatu hal yang lucu padanya. Dia terkekeh pelan.
Malu. Memang masih terasa, tapi semakin lama dia berbicara bersama, malu itu seakan hilang begitu saja.

Tertawa bersama. Bercerita bersama semua mereka lalui begitu saja.
Mereka juga tak sadar, sedaritadi telah diperhatikan oleh dua orang yang mereka kenal. Mungkin saking asyiknya mereka bercanda bersama.
Seohyun sudah berulangkali menyeruput coffee late nya yang sekarang sudah hampir habis, tapi cerita yang Kyuhyun ceritakan padanya pun belum habis-habis juga.
Tawa yang kyuhyun yang perlihatkan tadi padanya seakan hilang saat kyuhyun meminum coffee late nya juga. Kyuhyun berdeham sedikit, memperbaiki suaranya yang sedikit serak.
“Seohyun –a” kali ini wajah kyuhyun tampak serius, seperti awal mereka bertemu tadi.
“nde?”
“Err… kau mau” Aissh~ Kyuhyun mengutuk dirinya sendiri, mengapa begitu susah hanya untuk mengatakan asshh~~
“Seohyun”

Tadi sudah tak canggung mengapa sekarang menjadi seperti ini lagi? , kyuhyun merutuki dirinya sendiri. Kedua tangannya berkaitan erat, seperti sedang berdoa, tapi memang dia sedang berdoa pada tuhan agar memperlancarkan kalimatnya.

“kau tak punya hubungan dengan lelaki lain kan?” tanya kyuhyun. Seohyun mengangguk.
Oh Kau bodoh Kyuhyun, ini bukanlah sebuah sumpah janji pernikahan. Mengapa kau setegang ini, umpat kyuhyun. Dia mencoba menenangkan dirinya dengan caranya sendiri.
“Oppa” suara sendu Seohyun berhasil membuat kyuhyun kelimpungan. Dia berusaha memperbaiki dirinya.

Kau bisa. Kau seorang evil, batinnya.
Kyuhyun memejamkan matanya sekejap. “Seohyun. Saranghae… kau ingin menjadi kekasihku?”

Jdarrrr!! Kedua jatung mereka berdua seakan berhenti berdetak.
Kyuhyun terlalu khawatir jika dia tolak. Sedangkan Seohyun dia bingung apa yang harus dikatakannya.

Jantung keduanya seakan ingin meledak. Kedua insan ini mengapa tak saling jujur saja.
“Oppa? Are you serious?” Seohyun bertanya dengan perasaan yang masih Shock. Ini dunia betulan, bukan dunia kamera yang biasa mereka temui.
“Ya”

Kali ini jatung seohyun seperti tak berdetak lagi. Denyut nadinya seakan tak bekerjalagi. Oksigen yang dia hirup seakan sudah hampir habis. Menelan ludah sendiri saja seakan susah.
Apa yang harus aku katakan? ,fikir seohyun keras. Dia juga ingin mengatakan ‘iya’. Tapi mengapa dia begitu malu.
“Seohyun?”

Kedua bolamata seohyun melirik kearah kyuhyun yang sedang terlihat cemas-penasaran-takut.
“Aku—“ terhenti begitu saja, membuat kyuhyun semakin gusar. “Aku. Err.. oppa, aku ng… aku—“

Kyuhyun benar-benar penasaran dengan jawaban seohyun. “Apa Seo?”
“Err… sebenarnya aku bingung…” seohyun tersenyum malu. “aku terima oppa”
You Win! Kyuhyun !

Seperti mendapatkan sebuah pertandingan game besar, Senyuman lebar yang biasanya kyuhyun perlihatkan kepada fansnya kini dia perlihatkan langsung pada Seohyun yang detik ini sudah sah menjadi kekasihnya.

“Gomawo seohyun –a” Kyuhyun berdiri dari tempatnya, mendekati tempat yang sedang diduduki oleh Seohyun. Dia membungkuk, dan memberikan sebuah kecupan manis di pipi chubby milik Sang maknae SNSD itu.
“Oh oppa”

Blush!
Wajah Seohyun benar-benar merah sekarang. Ini berbeda bukan?
Inilah rasanya mempunyai kekasih? Bukan kekasih pura-pura hanya untuk menaikkan rating sebuah acara ‘kan? Ini adalah kekasih yang sebenarnya, kekasih yang benar-benar sekarang menjadi miliknya.

Kyuhyun mengambil topi yang berada diatas meja, menutupi bagian atas kepala Seohyun. “ayo kita pergi, jangan disini” ucap kyuhyun lembut, mengambil tangan kiri seohyun yang sedikit gemuk itu. Membawa seohyun pergi dari tempat itu.
Saat keluar darisana, entah mengapa dia berhenti sesaat, mungkin Kyuhyun bingung ingin pergi kemana.

Akh tempat itu mungkin bisa dijadikan tempat yang asik, pikir kyuhyun. Dia menarik tangan Seohyun pergi dari sana.
“Ingin kemana oppa?” tanya seohyun, tangan kirinya membenarkan topinya yang sedikit miring. Takut dilihat orang banyak.
“atap gedung SMent saja. kau tau, tempat biasanya aku dan Ssica bertemu” jawab kyuhyun, tangannya masih menggenggam tangan seohyun.

-^^-
“Oppa. Kau lihat, bukankah itu Ssica Unnie dan Donghae oppa?” Seohyun menunjuk dua orang yang dia kenal barusaja masuk ruang latihan. Kyuhyun memberhentikan langkahnya, memastikan apa yang seohyun lihat.

Kyuhyun tersenyum kemudian. “Mengapa baru sekarang kalian berdamai, huh?”
“Ye?” Seohyun tak begitu mendengar apa yang kyuhyun ucapkan barusan, wajah bingungnya terlihat jelas disana.

Kyuhyun menoleh pada seohyun, menarik hidung mancung milik seohyun. “Aniyo, ayolah biarkan mereka” seohyun merengut, mengelus-elus hidungnya.
“Oppa!”

–==–
“Oppa~” yoona terdengar seperti merengek. Dia masih asik dengan telepon genggamnya. Entah sudah berapa lama handphone itu berada tepat disamping telinganya.
“Aku tidak seperti itu dengannya, kami hanya adik-kakak” nada suaranya seperti menjelaskan, bibirnya mengerucut karena penelpon dari sana, seperti tak percaya dengannya.
“kau sedaritadi memojokkanku, sekarang aku tanya kau, mengapa di twittermu begitu banyak Heebon eonni, huh?” sekarang Yoona yang berganti berinterogasi.
“apa maksudmu, aku tak percaya” dia mendengus kesal, karena mengetahui jawaban yang begitu mengada-ada.

“Aku mau kau cepat kembali” tegas yoona. menaruh tangan kirinya tepat dipinggangnya.
“oppa, jujur, ini seperti menggangtung bukan? Kau sadar kan” sekarang nada bicaranya serius, wajahnya juga. tersirat di bolamatanya dia sedang bersedih.

“ya, kau tak tegas sebagai pria, huh” sekarang nada bicaranya seakan meledek.
Yoona menidurkan dirinya kembali diranjangnya, memandang atap-atap kamar yang didominasi oleh warna putih. Wajahnya terlihat lelah, mungkin setelah latihan sore tadi atau karena masalah yang sedang dia hadapi.

Begitu banyak, sehingga dia lupa apa masalah yang sedang terjadi padanya hari ini. Tentang eonni-oppanya, tentang latihan, tentang groupnya. Dia memang lupa akan masalah itu saking begitu banyaknya. Tapi, tidak untuk malam hari, lelah itu seakan hilang dibawa angin, karena bisa mendengar suara berat-lembut-sopan milik seseorang yang diseberang sana yang membuat lelahnya hilang begitu saja.

Dia menghela nafasnya kemudian, setelah mendengar perkataan dari seseorang ditelpon. “Begitu” jawabnya singkat, entah dia juga bingung harus menjawab apa.
“Tidurlah dengan baik. Kau besok akan melakukan shooting ‘kan? Jalja” memang suaranya terdengar biasa saja, tapi dalam hati siapa tau. Dia hanya wanita , bukan, jadi kapanpun bisa merasakan sakit hati.

Tok~tok~
Suara ketukan pintu menyadarkan Yoona. Dengan segera gadis itu membukakan pintu untuk seseorang yang berada diluar.
“oh eonni” Yoona tampak sedikit kaget dengan kedatangan Yuri. Dia mempersilahkan unnie nya untuk masuk.

“mianhae, eonni, aku telah mengunci kamarnya begitu lama” pinta Yoona. Itu adalah kamar nya dengan Yuri, bukan sendiri, jadi pantas dia meminta maaf pada eonni nya yang paling jail itu karena telah membiarkan dia di luar kamar.
“Gwencanayo” Yuri melewati Yoona yang masih berdiri dibelakang pintu, menghempaskan dirinya pada kasur didekat lemari. Yoona segera mengikuti, dia duduk di pinggir tempat tidur.
“Ada apa dengangmu, Deer?” tanya Yuri setelah menangkap wajah yang begitu tak enak dilihat dari wajah Yoona.

Yoona mengarahkan seluruh tubuhnya menghadap Yuri yang sedang berbaring-nyaman disana, seulas senyum paksaan kini terlihat diwajahnya, “Tidak. Aku hanya lelah”
“Kau yakin, huh” Yuri memastikan.
“Nde. Sekarang aku ingin tidur. Bergeserlah sedikit” Yoona ikut membaringkan tubuhnya disamping Yuri.

“Aku mendengarnya, Deer, kau barusaja berkomunikasi dengan dirinya, bukan?”
Yoona melirik Yuri tajam. Mengapa unnie nya ini selalu saja begitu. Menguping, mengintip, dan hal-hal yang membuat orang lain kesal. Yoona tak menjawab.
“Okey, I’m sorry, Young” pinta Yuri, tapi sepertinya Yoona enggan untuk menjawab, dia berbalik, memunggungi Yuri menutup telinganya dengan sebuah bantal.
“Geez. Mengapa tak ada orang yang ingin mencurahkan hati padaku. hey apa salahku” Yuri tampak frustasi sendiri.

–==–
“Entahlah.” Jessica tertuduk, menyenderkan punggungnya pada dinding kaca yang berada tepat dibelakangnya. Diikuti oleh donghae yang berada disampingnya.
“tapi aku ingin serius Jessica Jung!” Donghae masih dalam posisinya, tak menghadap Ssica ataupun meliriknya sedikit.
Jessica tak menjawab. Dia masih ragu.

Begitu banyak berita, begitu banyak fakta, begitu banyak peryataan , begitu banyak omongan. Dan dia pusing dengan semua itu, kepalanya seakan ingin pecah.
Tapi walaupun begitu dia benar-benar ingin mencari kebenaran, yang entah dia bisa bertemu dimana dan kapan.

“Jessica” Donghae memanggil sedikit keras. Tapi yang mempunyai nama tampak tak menggubris, dia masih asyik dengan pikirannya.

Donghae melirik Jessica yang masih dalam dunianya sendiri, Donghae menghela nafasnya pelan. harus berbuat apalagi, pikir donghae keras. Walaupun sudah lama mengenal Ssica tapi dia tak begitu tau tentang hati Ice Princess itu.

Memang dia sudah pernah berpacaran dengan Ssica, tapi gadis itu begitu pendiam, tak banyak orang tau bahwa dia sakit, bahagia, atau apalah yang menyangkut tentang dirinya. Tapi di sisi lain, Donghae tau seberapa besar tembok pertahanan hati gadis ice itu.

“Jung Sooyeon,” lirih terdengar. “Kau memikirkan apa?” Donghae mengibaskan satu tangannya didepan wajah Gadis itu, membuyarkan semua apa yang dipikirkan gadis itu.

“Oh. Eh,” Gadis itu barusaja kembali dari pikirannya yang menuntutnya untuk berpikir keras. “Mianhae” lirihnya, pandangannya beralih ke donghae yang sedang menatapnya penuh tanya.
“tentang lagumu—err” Donghae tampak sedikit ragu untuk bertanya. Apakah akan dijawab. Ini sebagaian pelangihan tentang masalah tadi.
“lagu apa?” Jessi tampak bingung.
“Almost”

Jeesica menaikkan sebelah alisnya. “kenapa dengan lagu itu?”
“Tidak. Tidak jadi..” Donghae mengibaskan kedua tangannya. Dia bingung harus menjawabnya bagaimana. Dia ingin sekali menanyakan, ‘apakah lagunya untuk diriku’ tapi tak mungkin ‘kan, besar kepala sekali dirinya. Tapi jauh dilubuk hati donghae terdalam, memang mengatakan bahwa lagu itu untuknya.

“Kau lelah? Ini sudah malam?”
“Aniyo. Ingin disini saja”
Jessica saat ini rasanya ingin menyenderkan kepalanya, tapi dengan siapa? Dengan Donghae. Oh tidak mungkin, dia masih ragu akan cinta pria ikan itu.

“tapi wajahmu terlihat lelah, ice” Donghae menampakkan kekhawatirannya, tapi Jessica seperti tak memperdulikan itu. Bukan tak memperdulikan, dia peduli, tapi hanya sedikit.
“Oh biarlah.” Jessica menyenderkan punggungnya pada dinding kaca yang berada dibelakangnya. Menutup kedua matanya yang sekarang memang sudah sedikit lelah untuk terbuka. Meluruskan kedua kaki kurus-jenjang nya.

Gumaman pelan terdengar dari arah Donghae. Dia sedang bernyanyi.
Jessica mendengar jelas nyanyian itu, tapi dia tak tau judul lagu itu. Karena begitu asing untuk telinganya.

Suara Donghae semakin beralun keras, yang tadi ruangan sangat sepi, sekarang suara indah donghae yang mengisi kekosongan ruangan itu. Suara lembut-indah milik Donghae seakan menyihir pendengaran milik Ssica. Gadis itu tampak menikmati lagu yang dinyanyikan Donghae.
Matanya memang terpejam tapi telinganya terus bekerja untuk mendengar alunan lagu dari sang suara lembut. Donghae.
–**–

Malam berbintang. Bulan sedang menyinari sedikit cahayanya. Tampak sepasang kekasih baru itu sedang berdiri diatap gedung, menikmati pemandangan lampu-lampu kota yang menghiasi gelapnya malam.

Seohyun memeluk tubuhnya makin erat, karena angin yang berhembus begitu menusuk kulit putihnya. Tentu saja dia kedinginan, ini diatap, bukan diruangan ataupun ditempat terutup. Angin sebebasnya menari-nari, membiarkan rambut Seohyun yang tadinya terdiam, sekarang juga ikut menari.

Tapi kyuhyun segera sadar bahwa gadis yang sekarang sudah menjadi kekasihnya itu sedang kedinginan. “Kau ingin masuk saja, Seo? kau begitu kedinginan”
“Oh, Aniyo Oppa. Gwenchana” dia mengelak, tapi kulit putihnya seperti tak sependapat dengan dirinya. Anginnya begitu menusuk. Tapi Kyuhyun tak percaya begitu saja, dia melangkah, posisinya sekarang dibelakang Seohyun. Memeluk gadis itu dari belakang, membuat gadis itu agar lebih hangat.
Blush!

Pipi chubby Seohyun memerah seperti tomat.
Jantungnya berdetak hebat. Dia diam seribu bahasa, tubuhnya seakan kaku. Darahnya seakan berdesir. Tapi entah mengapa ada perasaan tenang yang mengalir didalam hatinya. Membuatnya seakan nyaman dengan posisi seperti itu.

Pandangannya beralih lagi kedepan, melihat kilauan cahaya yang dibuat oleh lampu-lampu gedung yang seperti dibuat sengaja untuk memperindah malamnya ini.
Ini romantic.
Ini berbeda, sangat berbeda.

Yeah, perasaanya sungguh berbeda, apalagi dengan ‘suami bohongan’ nya itu. Walau dulu sempat dia banggakan, tapi ini lebih lebih dari bangga.
Kyuhyun meletakkan dagunya tepat di pundak Seohyun, sehingga membuat gadis itu bisa merasakan hembusan nafas pria bertubuh tinggi itu. Sensasi geli terasa dibagian lehernya, membuatnya sedikit bergidik.

Walaupun mereka hanya diam, tapi begitu menyentuh.
Mereka seakan tak ingin membuat waktu begitu cepat berlalu, ingin waktu berhenti sebentar hanya untuk moment seperti ini.

Yeah. Mereka tau, bahwa mereka baru saja menjadi sepasang kekasih, tapi rasanya mereka sudah bertahun-tahun menjadi sepasang kekasih. Entah apa yang membuat mereka menjadi seperti itu, Mungkin Cinta.

Seohyun memang saat ini begitu malu dengan posisi seperti ini, tapi dia begitu nyaman. Angin malam yang menusuk bukanlah lagi kendalanya, karena Kyuhyun telah memberikannya kehangatan. Ini benar-benar nyaman, pikirnya.
Begitu juga Kyuhyun, melindungi Seohyun sekarang adalah kewajibannya, bukan. Waktu untuk bermain game, mungkin harus segera dia kurangi, karena sekarang dia mempunyai si gadis kodok.

Seohyun sedikit tersentak, entah mengapa sekarang pikirannya memikirkan yang bukan-bukan. Oh Wanita itu, mengapa seohyun bisa melupakan wanitu itu? Wanita itu bukan ‘kah juga dengan kekasih barunya ini? Malah sampai punya gossip berdua.
Seohyun menjadi takut.
Takut, semua akan berakhir begitu saja.

Tbc ~~~ Kurang menarik yah~
Haha~ Mianhaeyo Readers~

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

jika ingin komentar,tolong sopan dan jangan menggunakan kata-kata yang kotor

Obat kapsul pembesar penis herbal

Obat kapsul pembesar penis herbal
Obat Capsul Vimax Canada