RSS

WELCOM SONE I SOWON I SO-ONE AND SNSD MAMBER BIASED

WELCOM SONE I SOWON I SO-ONE AND SNSD MAMBER BIASED
Anyeonghaseo........ Hai... Sones Selamat datang di blog saya yang sederhana ini, saya hanya ingin memberikan sebuah berita yang berhubungan tentang SNSD Atau GIRLS GENERATION semoga kalian suka, mianhe kalo kurang bagus.... Gomawoyoo <3 <3 <3

Tears Part 2

Post : SNSD/ Girls Generation



Tittle : Tears
Cast : Jessica Jung (SNSD), Lee Donghae (SUJU)
Other cast : Taeyeon (SNSD), Hyoyeon (SNSD), Leeteuk (SUJU), Eunhyuk (SUJU)
author : saranghaesica



***

Donghae melajukan mobilnya secepat yang ia bisa. Ia tak peduli kalaupun ada polisi, ia tak peduli meskipun lampu lalu lintas menunjukkan warna merah, ia tak peduli ia harus melewati berapa mobil pun yang ada didepannya, dan bahkan ia tak peduli walaupun tadi ia baru saja meninggalkan tamu pentingnya yang datang dari Amerika untuk membahas tentang perusahaannya. Ia mencengram stir mobil kuat-kuat. Tidak mungkin…ini tidak mungkin terjadi…

Donghae sudah tak peduli apapun. Padahal ia tadi barusan sampai ke busan, lalu ia mendapat telepon tentang Jessica….
Ini tidak mungkin.

Ia yakin Jessica tidak apa-apa. Ia yakin Jessica baik-baik saja.. Ia yakin hal itu…
2 Jam yang lalu Jessica baru saja meneleponnya…
“yeoboseyo oppa?” Suara jessica terdengar dari ponselnya.
“kau sudah selesai check up, chagi?” tanya Donghae.
“ne!” cicit Jessica. Kelihatannya ia sangat senang.
“kau sendiri,oppa? Lagi apa?”

“baru mau pergi ke busan,” jawab Donghae. Ia memindahkan ponselnya dari telinga kanan ke telinga kirinya dengan satu tangan, sedangkan tangan yg lain memegang stir.
“oppa, sebenarnya aku ingin mengatakan ini nanti saja, tapi aku sudah tak tahan ingin mengatakannya,” ujar Jessica riang. Donghae mengerutkan kening.
“apa itu?”

“kata dokter, kemungkinan besar bayi kita perempuan! Ommo, aku sangat bahagia sekali, oppa..” kata Jessica. Donghae melebarkan matanya.
“..be..benar kah??”

“ne! Kita akan memiliki anak perempuan! Sudah kubilang, kan! Insting seorang ibu memang kuat, ya.. Untung saja aku menyuruh tukang untuk mengecat kamar anak kita dengan warna pink biru…” Jessica masih terus berceloteh. Sementara Donghae hanya diam, masih mencerna informasi yang didapatnya, sambil tetap berusaha serius menyetir.

“halo? Chagi?” kata Jessica mulai sadar sedari tadi Donghae hanya diam.
“ya! Lee Donghae!” teriak Jessica.
“ah ne! Mianhae chagi, aku sedang serius menyetir,” kata Donghae.
“apa jangan-jangan kau…. Tidak suka anak kita ternyata perempuan?” ujar Jessica sedih. Donghae menggeleng cepat, lalu tersadar Jessica tak mungkin bisa melihatnya.
“aniyo!! Aku.. Aku terlalu senang chagi… Sampai.. Sampai aku tidak bisa berkata apa-apa..” kata Donghae jujur. Donghae sangat senang.
“jinjja? Syukurlah..” kata Jessica senang. “baiklah, oppa, sebaiknya telponnya kututup dulu, ya.. Aku mau pulang..”

“lho? Memangnya kenapa? Kau naik apa?” tanya Donghae.
“aku sendiri… Aku menyetir sendiri.. Hehe…” jawab Jessica jujur.
“M-MWO??????????!!!!!!!!!!!”

Donghae langsung menyuruh Jessica pulang naik taksi saja, dan meninggalkan mobilnya. Itu lebih aman, daripada ia harus menyetir. Sendirian pula.

Tapi jessica keras kepala mau menyetir sendiri, dan berkata ia akan baik-baik saja. Donghae tak mempercayainya. Ia menyuruh Jessica menelpon Taeyeon atau Hyoyeon untuk menjemputnya. Tapi Jessica menolak, karena itu hanya akan merepotkan mereka.
Perdebatan mereka cukup lama. Sampai akhirnya Donghae menyerah dengan kebawelan Jessica.
“Baiklah… Tapi kau harus hati-hati chagi! Perhatikan jalanmu! Jangan ngebut-ngebut!” kata Donghae. Ia mendengar Jessica tertawa kecil.
“tenang saja oppa.. Jangan takut!”
“sica… Apa kau mau aku pergi menjemputmu sekarang?” tanya Donghae. Ia betul-betul sangat cemas.
“aniyo! Jangan gila! Kau kan lagi perjalanan ke busan! Tenang saja. Aku akan baik-baik saja. Sudah ya, oppa.. Jaga dirimu. Saranghae!”
Baru Donghae mau membalas kata Jessica, Jessica sudah memutuskan teleponnya.
Donghae menggeleng-gelengkan kepalanya. Astaga… Apa ini semua cuma mimpi??
Ia menambah kecepatan laju mobilnya. Ia seakan sudah benar-benar tak peduli dengan segalanya, kecuali satu hal.
Jessica dan kandungannya…

***
@hospital

Baru 5 menit yang lalu Donghae sampai didepan rumah sakit, ia langsung memarkirkan mobilnya sembarangan, lalu berlari menuju ruang operasi. Entah sudah berapa orang yang ia tabrak tadi karena berlari terlalu terburu-buru.

Donghae menghentikan langkahnya didepan ruang operasi. Tampak ada Ibunya, Hyoyeon dan Eunhyuk, serta Taeyeon dan Leeteuk.

“dimana Jessica…” tanya Donghae. Paru-parunya seakan mau pecah, namun ia tak peduli.
“dimana Jessica…” Donghae tak peduli saat ibunya memegang pundaknya, mencoba menenangkannya. Ia menatap Taeteuk dan Hyohyuk bergantian. Taeyeon dan Hyoyeon sedang menangis.
“Hae…” Leeteuk dan Eunhyuk berusaha menenangkan Donghae.
“kenapa…?” tanya Donghae. “KENAPA INI BISA TERJADI ?!?!” Donghae bertanya, lebih tepat bertanya kepada dirinya sendiri.

“Hae..” kata Leeteuk dengan suara rendah. “Jessica sekarang masih diruang operasi.. Yang sekarang bisa kita lakukan adalah berdoa.. Semoga Jessica dan bayi kalian baik-baik saja…”
“bagaimana…?” Mata Donghae seakan kosong. “bagaimana ini bisa terjadi..?”

“sepertinya… Mobil Jessica menabrak pembatas jalan… Saat itu jalanan sedang sepi.. Tak ada saksi mata.. Jadi sepertinya bukan tabrakan atau….” Donghae sudah tak mendengar penjelasan dari Eunhyuk. Hatinya seakan tergores membayangkan rasa sakit yang dirasakan Jessica sekarang… Bagaimana? Bagaimana dengan kandungannya? Apakah mereka berdua baik-baik saja?

Seorang dokter berwajah tenang keluar dari ruang operasi. Donghae langsung menghampiri Dokter itu.
“bagaimana keadaan istri saya dok? Bagaimana dengan kandungannya..?”
Dokter itu menatap Donghae. ” anda suaminya?” tanya Dokter itu.
“YA! Bagaimana keadaannya, Dokter?!” Suara Donghae meninggi.
“Maaf.. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin.. Tapi..” Tatapan Dokter itu berubah. “kami hanya biasa menyelamatkan salah satunya..”

“apa maksudmu?!!” Donghae melotot. “APA MAKSUDMU, HAH?!”
“Donghae…” kata ibu Donghae mencoba menenangkan lagi.
“kami tak bisa menelamatkan keduanya, Tuan Lee. Kami minta maaf. Kami hanya bisa menyelamatkan salah satunya. Istri anda, atau bayinya…”
Pukulan Donghae hampir melayang kalau saja Eunhyuk tidak menahannya.

“APA KAU GILA?!! APA MAKSUDMU TIDAK BISA MENYELAMATKAN KEDUANYA?! KAU DOKTER KAN?! RUMAH SAKIT MACAM APA INI?!” Emosi Donghae meledak.

Dokter itu kelihatan tersinggung. “Maaf, tapi hanya ini yang bisa kami lakukan. Kalau kami mencoba menyelamatkan keduanya, itu sangat beresiko. Bisa-bisa…” Dokter itu terdiam sebentar, lalu menatap Donghae. “Bisa-bisa keduanya malah tidak bisa tertolong…”
Tubuh Donghae seakan ditusuk ribuan pisau mendengar perkataan dokter itu.
“jadi sekarang bagaimana…?” suara Donghae bergetar.
“anda hanya bisa memilih satu, pak. istri anda, atau bayi anda…”

Tubuh Donghae lemas. Ia tak suka diberi pilihan seperti ini. Tak bisakah ia menukar jiwanya asalkan keduanya bisa tetap hidup? Kalau bisa, akan ia lakukan sekarang juga. Ia bisa menukarkan segala yang ia punya, bahkan nyawanya sendiri.
“Dokter…” panggil Donghae lirih. Ia mencoba menelan ludahnya yang tertahan. Ia menghembuskan napas, dan saat itu juga ia rasa air matanya akan menetes.
Mianhae, Sica…

***

“Ny.Lee sudah sadar..”
Saat mendengar perkataan dari suster, Donghae langsung masuk kedalam ruangan rawat Jessica dengan cepat. Ia menatap istrinya yang pucat itu. Donghae merasa hatinya hancur saat kedua mata Jessica yang basah menatap tepat kearahnya.

“Yeobo..” panggil Jessica terbata-bata. Donghae mencoba tersenyum, lalu duduk dikursi samping ranjang Jessica. Donghae menggenggam erat tangan Jessica.
“kau tidak apa-apa, chagi?” tanya Donghae, berusaha menekan suaranya yang bergetar.
Jessica seperti kebingungan, seakan sedang mencari-cari sesuatu. “Bayinya..?” tanya Jessica serak. Melihat Jessica yang kebingungan, Donghae merasa ingin melukai diri sendiri.

“kau tidak apa-apa kan, chagi? Tidak ada yang sakit?” tanya Donghae lagi, berusaha mengalihkan pembicaraan. Tapi Jessica tetap seperti orang kebingungan.
“Bayinya mana…?” hanya itu yang keluar dari mulut Jessica. Donghae mengangkat kepala mencoba menghalau air matanya yang sepertinya akan keluar lagi.
“tidak ada yang sakit kan? Apa kau lapar, chagi? Mau ku belikan makanan?”

Jessica menggeleng. “bayiku… Mana..?”
Donghae menggigit bibir keras-keras. “atau mau kusuruh suster bawakan makanan kesini? Ah, kau mau ku pesankan spagetti kesukaanmu? Atau..”
“Bayiku..” Jessica memotong perkataan Donghae. “dimana bayiku? Dia baik-baik saja, kan?”
Air mata Donghae pun tak dapat ditahannya. Donghae menatap Jessica pilu. “chagi…”

Melihat tingkah aneh Donghae, otak Jessica berputar cepat. Tangannya menyentuh perutnya yang sudah tidak sebesar tadi, sebelum semua ini terjadi. Jessica langsung menyadari sesuatu.
“Yeobo..” panggil Jessica lirih. “dimana.. Bayiku…” suara Jessica bergetar. Ia bisa melihat air mata Donghae bertambah deras.

“apa yang terjadi..?” ia menatap Ibu Donghae, Taeteuk dan Hyohyuk yang ada dibelakang Donghae. “dimana bayiku, eomma?” tanya Jessica saat ibu Donghae menghampiri mereka.
“sica… Kau harus tabah…”
“apa maksudnya…?” Jessica menatap kedua sahabatnya meminta penjelasan, namun kedua sahabatnya itu masih terisak.

“bayiku…” Jessica memandang Donghae yang menunduk. “Yeobo, dimana bayi kita? Dia baik-baik saja, bukan? Ia masih hidup, kan?!”
Donghae menggeleng menatap Jessica. Pipi Donghae benar-benar basah. Air mata Jessica juga langsung menetes.

“Mianhae sica… Mianhae..” hanya itu yang diungkapkan Donghae.
Jessica menggeleng kepalanya kuat-kuat.
“bayi kita tak bisa diselamatkan, sica.. Mianhae..” kata Donghae. jessica menatap Donghae, meminta kalau Donghae akan meralat ucapannya tadi.

“tidak.. Tidak mungkin. Bayiku masih hidup… Bayiku baik-baik saja…” Tubuh Jesica menggigil.
“sica..” ibu mertuanya itu memegang pundak Jessica.

“Tidak!!” Jessica menggeleng cepat. “Eomma.. Katakan kalau bayiku masih hidup.. Eomma… Itu benar kan? Bayiku baik-baik saja kan?”

“Jessica..”
“Aniyo… Aniyo..!!  Andwaeee!!!” Teriak jessica. Ia menutup kedua telinganya dengan telapak tangannya sambil tetap menggeleng-geleng.

“sica.. Tenanglah..” Donghae berusaha menenangkan istrinya. “semuanya akan baik-baik saja… Tenanglah..” dalam hati, Donghae juga berusaha menenangkan dirinya sendiri.

“Eomma!! Bayiku masih hidup! Bayiku perempuan, eomma! Iya kan?” Jessica bergetar hebat. “aku baru saja membeli peralatan bayi… Baju-baju bayi untuk perempuan.. Boneka-boneka.. Aku juga sudah mengecat kamarnya dengan warna pink dan biru, eomma… Bukankah sangat bagus?” Jessica menunggu respon dari Mertuanya, tapi mertuanya itu hanya diam dan juga mengeluarkan air mata.

“sica…”
“andwae!!!” teriak Jessica lagi. “MALDO ANDWAE!!!”
Donghae mati rasa melihat istrinya yang berteriak histeris seperti itu. Ia menatap ibunya, yang juga menangis. Ia menoleh kebelakang, Hyoyeon dan Taeyeon pun tak berhenti menangis.

Ia menatap istrinya itu, yang sekarang disuntikkan obat penenang. Sekarang Jessica tertidur, dengan pipi yang masih basah. Melihat Jessica yang tak bisa menerima kenyataan kalau bayi mereka sudah tak ada, membuat Donghae benar-benar tak bisa menahan segala keinginan untuk membunuh dirinya sendiri.
Ini benar-benar kesalahanku..
Mianhae, sica…

TBC

gimana readers? semoga gak aneh ya ceritanya hehe =.=v
dikoment ya ^^ gomawo :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

jika ingin komentar,tolong sopan dan jangan menggunakan kata-kata yang kotor

Obat kapsul pembesar penis herbal

Obat kapsul pembesar penis herbal
Obat Capsul Vimax Canada