1love2heart
Author: Nadia Amaliasari
Cast: Jessica Jung, Lee Donghae
Other: Krystal Jung, Cho Kyuhyun
Genre: Romance
R: Teenage
ketika kegagalan itu melandanya lagi, semua seperti semu. Tidak ada
warna, dan hanya ada hitam. Kesalahan yang memang bukan karena
kesalahannya tapi justru ia yang disalahkan. Jessica Jung, wanita
24th yang menyandang gelar dokter spesialis lagi-lagi harus merasakan
pahitnya dihina oleh keluarga pasien. Ini bukan pertama kali baginya.
Siapa yang sangka akan umur seseorang? Kenapa ia yang disalahkan?
Bukankah itu semua sudah menjadi garis kehidupan yang digambarkan oleh
Tuhan? Tidak adakah orang yang mengerti hal itu?
"menururtku kau adalah dokter yang profesional. Berhentilah menyalahi
dirimu sendiri" ucap teman seprofesinya, Cho Kyuhyun. Yang juga
merupakan atasan Jessica.
"keluarga pasien itu datang padaku, dan mereka memarahi kebodohanku."
jawabnya lirih. Bulir-bulir air suci itu telah siap untuk mendarat di
pipinya.
"aku memang sudah gagal"
"aku tidak peduli dengan yang kau ucapkan."
Brugg* dibantinya pintu ruangan itu dengan keras oleh Kyuhyun.
-1love 2heart-
Dengan mantap kakinya melangkah menyusuri lorong kelas demi kelas.
Dengan membawa gitar ditangan kirinya ia memasuki kelas musik.
Dilihatnya lebih dari 15 orang yang sudah berkumpul dikelas itu.
Jreng..
Ia tersenyum. Dengan asal ia memainkan senar-senar itu.
Jreng.. Jreng.. Jreng..
"Lama menunggu?" mereka tersenyum.
"tidak saenim. Kami baru saja tiba disini" ucap wanita bertubuh
tinggi dengan mata bulatnya, Krystal Jung. Wajahnya bersemu merah ketika
saenim yang ia sukai menghampirinya.
"benarkah? Lalu, lagu apa yang ingin kau nyanyikan bersamaku?" saenim
tampan itu memang telah berhasil merebut hati Krystal. Namanya Donghae.
Lee Donghae. Ia bukan hanya guru musik tapi juga seorang fotografer.
"hhhmm, Love like a Love Song" jawab Krystal. Siswa yang lain hanya mampu berseru 'wow' tanda suatu kekaguman.
Mulailah mereka berdua menyanyi kan lagu Love Like a Love Song hanya
dengan petikan gitar. Bukan tanpa alasan Krystal memilih lagu itu, tapi
lagu itu adalah awal kenapa ia menyukai Donghae. Pria yang terpaut jauh
umur dengannya.
*****
waktu menunjukan pukul 7malam. Krystal, dan kedua orangtuanya telah duduk menanti seseorang datang dan bergabung bersama mereka.
"aku pulang" ucap seseorang yang ditunggu akhirnya datang. Jessica.
Ia melangkahkan kaki kecilnya menuju ruang makan. Mengecup pipi Krystal
lalu ibunya dan terakhir ayahnya. Ia duduk di disamping ibunya yang
berhadapan dengan Krystal. Meletakkan tasnya dilantai lalu mulai
menyantap hidangan.
"ayah akan menjodohkan diantara kalian dengan seseorang."
"uhukk.." tiba-tiba Jessica dan Krystal tersedak mendengar ucapan
ayahnya. Perjodohan? Di zaman yang sudah maju ini ternyata masih ada hal
kuno seperti perjodohan? Siapa yang bisa terima dengan hal itu? Tidak
masuk akal. Begitu pikir Jessica.
"ayah.." cegah Jessica.
"aku belum menentukkan siapa yang akan kujodohkan dengan anak temanku."
"ayah.." lagi-lagi Jessica mencegah.
"Ini untuk kebaikan kalian. Aku tidak akan salah pilih."
"ayah..boleh kah aku menolak perjodohan ini?" ucap Jessica menatap
lekat kedua mata ayahnya. Aktifitas makan mereka terhenti. Mereka saling
memandangi.
"Berarti, perjodohan ini ku serahkan kepada Krystal." jawabnya tegas.
Krystal tersentak. Kaget. Ia tidak percaya diusianya yang baru
menginjak usia 20th, ia sudah harus menikah apalagi dengan ikatan
perjodohan. Apakah ia juga harus menolak? Tapi, jika menolak ayahnya
pasti akan sangat kecewa dengannya. "Krystal, apa kau mau menerima
perjodohan ini?" tanya Ny.Jung. Jessica menatap wajah Krystal yang
seolah menggambarkan kekecewaan yang tidak bisa ia lontarkan.
"i..iya. Aku akan menerima perjodohan ini"
"Krystal.." lirih Jessica. Ada perasaan bersalah pada adiknya.
Ewha University, Seoul
Hari ini, Jessica sengaja datang ke kampus Krystal untuk membawakan
makanan. Terselip ucapan maaf dalam hatinya. Dengan jas kerjannya, kini
ia menjadi pusat perhatian. Selain parasnya yang cantik dan mungil
wajahnya juga tidak jauh berbeda dengan Krystal. Sekali orang melihat,
maka sudah bisa ditebak bahwa dia adalah kakak Krystal.
Brugkk*
bahunya menabrak seseorang yang ada dihadapannya. Iphone yang menjadi pusat perhatiannya kini sudah tergeletak di lantai.
"maafkan atas kecerobohanku" ucap Jessica seraya mengambil iphonenya lalu membungkukkan tubuhnya.
"tidak apa-apa. Aku juga ceroboh. Maafkan aku" jawab orang itu. Yang
ternyata adalah seorang pria. Ia juga turut mengambil iphone nya yang
mati lalu pergi dengan langkah kaki yang besar.
Jessica memutar tubuhnya melihat sosok itu yang mulai menghilang.
"aishh, iphone ku mati. Ah, menyebalkan!" gerutunya seraya memukul pelan kepala nya dengan iphone.
"unnie..Kau sudah datang?" teriak Krystal berlari menghampiri Jessica.
"eoh. Ini makan siangmu." ucapnya seraya menyerahkan tempat makan biru pada Krystal.
"harusnya kau mengabari ku unnie jadi kau tidak perlu repot-repot kesini"
"iphoneku mati. Tadi aku menabrak seseorang. Aiishh, sepertinya iphonenya juga mati karena ku"
"Berhati-hatilah unnie. Yasudah aku masuk kelas dulu, ne?" Jessica mengangguk.
*Seoul Hospital*
Jessica memasuki ruang kerjanya. Ia melepas jas dokter lalu meletakkannya di Sofa.
"ah, Iphoneku .." ia merogoh saku jasnya lalu mengambil chargeran dan ia duduk di kursi singgasananya.
Beep* begitulah bunyi Iphone nya ketika dinyalakan.
"Ini.. Ini apa?" Jessica terkejut ketika melihat layar iphone nya
bergambar anjing. Anjing yang sangat lucu. Tiba-tiba ia teringat kembali
saat ia menabrak orang Tadi siang.
Donghae. Terdapat nama Donghae dalam name tag bajunya saat ia mengambil iphone. Ia menepuk dahinya yang lebar.
"ini pasti tertukar. Aishh, jinja .."
Tek..
Ia mencoba membuka kontak dan mencari nama 'Donghae' tapi, tidak ada.
"aishh, apa pria itu tidak menyimpan nomornya sendiri?"
Diwaktu yang sama Donghae melotot melihat layar iphone nya terdapat
sebuah gitar yang mengeluarkan alunan lagu. Ia teringat bahwa tadi ia
menabrak seseorang. Yang namanya tidak ia ketahui itu siapa.
"siapa namanya ya?"
Tek..
Ia menekan tanda tombol, lalu mengetik nomor ponselnya.
"hah.. Nomorku!!" pekik Jessica melihat nomor nya menghubungi ponsel Donghae.
"Yoboseo?" sapa seseorang disebrang sana.
"Yoboseo? Apa benar ini ponselku? Kurasa ponsel kita tertukar."
"ah, Iya. Kurasa begitu. Lalu, bagaimana menukarnya lagi?"
"engg, kau tau Holly Cafe?"
"iya. Kau ingin bertemu disana?"
"iya. Tapi, tidak sekarang. Aku sedang bekerja. Nanti ku hubungi lagi"
"ya baiklah."
tut..
Ia meletakkan Iphone wanita itu di meja. Lalu, kembali mengambilnya.
Tek.. Ia menekan aplikasi galeri. Dilihatnya ada begitu banyak foto-foto
rumah sakit. Dan, beberapa foto yang ia yakini adalah si pemilik.
"Krystal?" ucapnya melihat foto Krystal bersama si pemilik.
"aishh, kenapa aku susah-susah mencari namanya di kontak? Harusnya
tadi tinggal aku ketik nomorku dan tersambung ke ponselku. Hhiishh,
neomu pabo!" rutuk Jessica memukul pelan kepalanya.
*****
"haha.. Ya walaupun umur mereka terpaut jauh, tapi itu tidak masalah.
Rasa cinta akan tumbuh dengan sendirinya" ucap Tn.Jung setelah
menyeruput teh hangatnya. Tn.Jung sedang membicarakan masalah perjodohan
anaknya dengan anak teman kerjanya.
"Tidak apa jika bukan Jessica. Mungkin dia sudah mempunyai kekasih."
"kurasa bukan seperti itu. Kufikir karna ia sedang sibuk di rumah sakit. Jadi, ia takut terganggu."
"Ya. Dia memang pekerja keras. Lalu, kapan akan dilaksanakan pertemuan?"
"besok? Lebih cepat lebih baik"
mereka tertawa bersama.
Holly Café,
Jessica sudah duduk manis di meja yang ia pilih di pojok didekat jendela. Mengetuk-ngetuk kan jarinya dengan gelisah.
"aku harus segera menjemput Krystal" lirihnya pelan. Lalu, seorang pria datang menghampirinya dan langsung duduk didepannya.
"ini Iphone mu. Maaf menunggu lama." ucap pria itu. Jessica mengambil
iphone nya dan memberikan pria itu iphone yang ia sangka adalah
miliknya.
"tidak apa-apa. Terimakasih." Pria itu terus memperhatikan Jessica
hingga membuat Jessica tersadar bahwa ia sedang di perhatikan. mata
mereka saling bertemu. Indah. Menarik. Keduanya terpesona. Pada
pandangan pertama.
"namaku Donghae. Lee Donghae."
"a..aku.. Aku Jessica. Jessica Jung" hening* setelah perkenalan yang
teramat singkat suasana menjadi hening. Tidak ada pembicaraan lagi.
Jessica melirik jam tangannya dan ini sudah waktunya ia menjemput
Krystal. Ia meraih tasnya dan berdiri.
"kalau begitu aku permisi dulu. Jika ada kesempatan kita akan bertemu
lagi. Selamat tinggal Donghae shi~" ucapnya kemudian pergi. Donghae
hanya tersenyum. Sepertinya ia mulai menyukai Jessica pada pandangan
pertama.
*****
"jadi, besok malam sudah ada acara pertemuan?" langkah kaki Jessica
terhenti di anak tangga ke 5 ketika mendengar percakapan Krystal dengan
ayahnya.
"apa kau keberatan?"
"tidak ayah. Tapi, tidakkah ini terlalu cepat? Aku bahkan tidak tahu siapa calon suamiku"
"hahaha. Kau tidak perlu khawatir. Dia orang yang baik dan tampan. Bukankah kemarin sudah ayah katakan?"
"iya ayah. Aku mengerti"
Dengan langkah gontai, Jessica memutar tubuhnya dan kembali memasuki kamarnya diam-diam. Mendudukan tubuhnya ditepi kasur.
*****
sinar mentari menyeruak masuk melalui celah-celah jendela kamar Donghae. Dia menggeliatkan tubuhnya seperti cacing.
Beep*
new message. Dengan malas dan nyawa yang belumterkumpul Donghae
membuka pesan yang baru saja terlihat pada layar iphone nya.Dari
ayahnya.
'malam ini datanglah ke Cheongdongguk. Makan malam bersama teman ayah.' tanpa
membalas pesan tersebut. Donghae mengerti akan maksud ayahnya.
Mengingat kemarin ayahnya membahas masalah perjodohan. Siapa yang bisa
menolak kalau sudah direncanakan seperti ini? Tiba-tiba ia tersenyum
melihat bayangan wajah Jessica dalam benaknya. Ah.. Lagi-lagi Jessica.
*****
Jessica memarkirkan mobilnya tepat didepan rumah. Matanya melihat
sebuah mobil ferrari hitam didepan rumahnya. Dengan pelan ia membuka
pagar dan melangkah masuk. Dilihatnya ada 2 sepasang sepatu yang
mengkilap.
"Donghae saenim?" ucap Krystal tidak percaya ketika ia melihat gurunya diruang Tamu.
'Mungkinkah bahwa Donghae saenim yang akan menjadi suamiku? Oh, Tuhan seolah kau menjawab permohonanku'
ucapnya dalam hati. Mencolos lah hati Donghae. Saat pertama kali
melihat foto keluarga di dinding rumah Tn.Jung. Ia semakin yakin bahwa
Jessica lah yang akan menjadi istrinya. Tapi, pada kenyataannya ..
"Krystal kemarilah" titah Tn.Jung. Krystal mengangguk dan berlarii kecil lalu duduk disamping ayahnya.
"kami berniat akan menjodohkanmu dengan Krystal. Bukankah kalian saling mengenal di Kampus?" tanya Tn.Jung.
"ya, Donghae karena itulah aku menjodohkanmu dengan Krystal. Karena,
kalian sudah saling mengenal" Donghae hanya mampu tersenyum pahit.
"Jessica unnie kau sudah pulang?" ketika itu semua langsung memandang Jessica.
"ah, iya. Maaf aku mengganggu. Aku akan membuatkan minuman" Jessica melangkahkan kakinya dengan berat hati menuju dapur.
"dia benar-benar pekerja keras." ucap Tn.Lee.
"Donghae bagaimana denganmu? Kau sudah mengenal Krystal seberapa jauh?"
"engg.. Aku.."
diam-diam Jessica menunggu jawaban Donghae.
"aku.. Engg.. Karena, aku baru mengajar di Ewha, jadi pertemuanku
dengan Krystal hanya beberapa kali. Kami juga tidak terlalu dekat"
Satu hal yang membuat Jessica menyesal. Kenapa ia menolak perjodohan itu?
"iya, ayah. Tapi, sekarang kami akan sering bertemu." telak Krystal. Tn.Jung tersenyum seraya mengelus puncak kepala Krystal.
"bagaimana kalau pernikahan kalian kita percepat?"
prangg..
Sendok yang dipegang Jessica terjatuh kelantai bersamaan dengan
airmatanya yang mulai membasahi pipinya. Ia benar-benar menyesal kenapa
ia harus menolak perjodohan itu? Kenapa seolah-olah Donghae dapat
membuatnya menyesal? Aneh. Perasaannya tiba-tiba terasa sangat aneh.
"sayang sekali jika Jessica menolak perjodohan ini dan menyerahkannya
pada Krystal yang jelas-jelas masih butuh belajar" ucap Tn.Lee bijak.
Donghae menatap wajah ayahnya sendiri ketika mendengar Jessica menolak
perjodohan dengannya.
"maaf jika anda kecewa" ucap Krystal.
"jangan formal seperti padaku. sebentar lagi kita akan menjadi
keluarga. hahaha, aku sama sekali tidak kecewa. Dan, bukankah kau
menyukai Donghae?" dengan malu-malu Krystal mengangguk.
"haha, itu akan baik untuk kedepannya"
*****
Hari demi hari Jessica lewati dengan senyuman palsu. Ia harus
tersenyum bila bertemu dengan Krystal ataupun Donghae. Ia harus terima
kenyataan bahwa ini adalah pilihannya. Jessica senang jika Krystal
senang. Ya. Krystal memang sangat senang.
"unnie, aku sangat gugup menanti hari esok" Krystal bergelayut manja
pada Jessica. Mengingat bahwa besok ia akan menikah dengan Donghae.
"jangan gugup santai saja. Bukankah ini yang kau.. Inginkan?" dengan
berat hati ia melontarkan kalimat itu. Tap.. Tap.. Donghae turun dari
anak tangga.
"Donghae oppa, kemari lah." ajak Krystal. Donghae menghampiri nya dan duduk didepan mereka.
"kau sudah makan?"
"aku sedang tidak ingin makan"
"apa oppa tidak bisa tidur?"
"iya sepertinya begitu. Aku memikirkan banyak hal untuk besok. Aku
gugup. Apa kau gugup?" perlahan Jessica melepaskan tangan Krystal dari
lengannya. Dan Krystal meraih tangan Donghae.
"oppa juga memikirkannya? Kufikir hanya aku saja. Ya, oppa. Aku juga
sangat gugup. Oppa kau tidurlah. Ini sudah hampir tengah malam."
"iya. Bagaimana denganmu?"
"aku juga akan tidur oppa"
"unnie. Aku pergi kekamar. Kau segera tidurlah unnie" cup..
Krystal meninggalkan sebuah kecupan manis di dahi Jessica. Lalu,
merangkul pinggang Donghae. Menuju kamar. Ya. Mereka memang tidur dalam
1kamar yang sama. Jessica menggigit bibir bawahnya sampai berdarah
disudut bibir.
Seoul Hospital*
Kyuhyun masih dengan pakaian dokternya ia melangkah pasti memasuki
ruang kerjanya. Mengambil barang yang tertinggal. Yaitu, sebuah berkas.
Ia kembali menutup pintu ruangannya. Tiba-tiba matanya menangkap sesuatu
yang aneh dari ruangan Jessica. Ruangan yang berhadapan dengan
ruangannya.
"kenapa tidak ada orang yang mematikan lampu ruangan Jessica?" tanya
Kyuhyun pada seorang suster yang tengah lewat. *Kakinya napak kok, gak
ngambang ataupun ngesot, eh*
"maaf, tapi memang didalam ruangan itu ada dokter Jessica."
"Jessica? Tengah malam begini ia masih disini?"
"ah, bukan. Tadi, ia pulang. Tapi, ia datang lagi sekitar pukul 11malam dan tercium sekali aroma alkohol dari mulutnya."
"alkohol?" Kyuhyun langsung berlari masuk keruangan Jessica. Berjalan
pelan mengampiri Jessica yang tertidur di mejanya. Kyuhyun mengangkat
tubuhnya Jessica dan menidurkannya di sofa. Melepaskan jas kerjanya dan
memakaikannya pada Jessica.
"engg.." erang Jessica. Entah apa yang membuat Kyuhyun terus
memandangi keindahan itu. Ia membelai wajah Jessica lalu terhenti di
sudut bibirnya yang berdarah.
“Donghae.." nama Donghae keluar dari mulut Jessica. Kyuhyun menaikkan
sebelah alisnya. "Donghae.. Maaf aku menyesal menolak perjodohan ini.
Besok kau akan menikah dengan Krystal. Ba..ha..gia.. Lah .. Hiks"
perlahan airmata turun membasahi pipinya.
"kau seperti ini, hanya karena pria bernama Donghae? Siapa dia? Apa dia begitu berharga?"
*****
Pernikahan Krystal dan Donghae berlangsung dengan lancar. Tanpa kehadiran Jessica ditengah-tengah kebahagian itu.
"kenapa kau tidak datang kepernikahan adik mu sendiri?" tanya Kyuhyun. Kini mereka sedang berada di lift. Hanya mereka berdua.
"aku sudah bilang, aku sibuk"
"Cih,, sibuk? Sibuk dengan perasaanmu?" begitu dingin Kyuhyun berucap.
Ting* Pintu lift terbuka, Jessica langsung melangkah keluar dari lift. Diikuti oleh Kyuhyun dibelakangnya.
"tunggu disitu. Karena, aku tidak mau masuk ruanganmu" Jessica masuk keruangannya lalu keluar lagi. Ia lempar jas kerja Kyuhyun.
"terimakasih. Tapi, aku tidak tahu apa yang kau lakukan. Maaf jika
aku melakukan hal yang tidak-tidak padamu. waktu itu aku tidak sadar"
Jessica kembali masuk keruangnnya.
"tolong berikan ini pada Jessica. Pastikan ia menggunakan obat ini"
Kyuhyun menyerahkan obat luka dan sekotak kapas pada suster yang akan
masuk keruangan Jessica.
"jangan katakan itu dariku." Suster itu mengangguk.
"ah, jangan. Engg. Maksudku kau tidak perlu mengatakan apapun. Terimakasih"
jantungnya berdegup. Sang suster hanya tertawa pelan. Lalu, ia masuk keruangan Jessica.
"dok, ini obat untukmu."
"obat? Aku tidak sakit?"
"sudut bibirmu, dok"
"ohh, ah ne. Terimakasih."
"engg, kenapa kau senyum-senyum seperti itu? sedang mentertawaiku?"
"ah, tidak dokter. Aku mana berani melakukan hal itu pada seorang dokter. Hanya saja aku sangat iri"
"kenapa iri? apa denganku? Kenapa kau terus tersenyum?"
"ah, tidak. Hanya saja aku juga ingin mendapatkan perhatian dari
seorang dokter. Apalagi dokternya adalah dokter Kyuhyun. Kau sangat
beruntung"
Jessica mengerti. Ternyata obat ini dari Kyuhyun.
"engg.. Maaf, maafkan aku dok. Kalau begitu aku permisi keluar"
JungHouse*
Jessica berhenti didepan kamar Krystal dan Donghae. Entah kenapa
tiba-tiba ia ingin berhenti disini. Airmatanya kembali jatuh. Sakit di
hatinya mulai muncul lagi. Kakinya lemas, tubuhnya terjatuh.
"aku.. Aku menyesal.." lirihnya. Greepp.. Tiba-tiba Krystal datang menghampiri unnienya. Ia memeluk Jessica.
"unnie.. Kau menyesal kenapa?"
"a..aku..maafkan aku Krystal" Jessica bangkit dan dengan gontai ia
menarik paksa kakinya menuju kamar. Menutupnya dengan kasar. Mendudukkan
dirinya ditepi kasur. Membiarkan airmata itu jatuh membasahi celana
panjangnya.
"Jessica, dia kenapa?" tanya Donghae. Krystal memandangi Donghae yang terlihat sekali bahwa ia lebih khawatir dari siapapun.
"aku.. Juga tidak tahu" Krystal masuk kedalam kamarnya.
Sudah 2hari Jessica terbaring dikamarnya. Demam tinggi harus datang
pada dirinya. Kyuhyun setiap 5jam sekali datang memantau keadaan
Jessica. Ya, karena memang dia lah yang merawat Jessica. Walaupun hanya
sekedar memberikan resep obat.
Krekk* Donghae masuk kedalam kamar Jessica dengan membawa sebuah
nampan hitam yang berisikan 1mangkuk bubur dan segelas air putih. Ia
bermaksud untuk menemani Jessica makan.
"Jessica.. Bangunlah sebentar untuk makan" Donghae mengusap puncak kepala Jessica.
"letakan saja dimeja. Nanti aku akan memakannya"
"aku akan menemanimu makan" Donghae membantu Jessica bangun dan
meningkatkan beberapa bantal untuk menyanggah punggung nya. Jessica
hanya diam. Matanya terlihat bengkak, bibirnya pucat, dan ia tampak
sangat kurus.
"buka mulutmu"
diam-diam Krystal memperhatikan mereka dari cerah pintu kamar yang
sedikit terbuka. Ia tidak berani untuk melangkah lebih jauh. Ini yang ia
takutkan. Dugaannya benar selama ini.
"kau bisa meneguk obatnya?" Donghae memasukan obat kedalam mulut
Jessica lalu membantunya untuk menelan obat tersebut. Tiba-tiba mata
mereka saling bertemu. Saling menyalurkan rasa sayang mereka satu sama
lain. Entah siapa yang memulai, bibir mereka menyatu. Terasa sangat
hangat. Krystal terbujur kaku ditempat. Seseorang memutar tubuhnya dan
menutup pintu kamar Jessica rapat-rapat. Krystal memandangi orang yang
sekarang ada didepannya. Kyuhyun. Ya, dialah yang memutar tubuh Krystal.
Ia menutup telinga Krystal.
"menunduklah dan jangan melihat apapun tentang mereka. Tutup
telingamu dan jangan mendengar apapun tentang mereka. Langkahkan kakimu
menjauhi mereka. Jauhkan pikiranmu tentang mereka" ucapan Kyuhyun begitu
menancap di hati Krystal. Dia menangis.
"tiba-tiba perasaan ini muncul. Entah sejak kapan, aku mencintaimu. Harusnya aku menikah denganmu"
"maafkan aku Donghae ya~ Aku sungguh menyesal" Donghae menarik tubuh
Jessica kedalam pelukannya. Membiarkan tubuhnya basah akan airmata
Jessica.
*****
Krystal merasakan sakit disekitar hatinya. Tubuhnya tidak seimbang.
Begitu banyak bayangan yang tertangkap oleh matanya. Perlahan ia
berjalan menuju meja riasnya. Duduk disana dan mengambil obat. Ini bukan
pertama kali baginya. Sebenarnya, saat Jessica sakit dia pun juga
sedang sakit. Tapi, ia menutupi itu semua dengan keceriaan. Perlahan
rasa sakitnya hilang. Ia melihat kalender. Tidak ada jadwal kuliah. Ada
baiknya ia kerumah sakit memeriksakan keadaanya.
"Ibu, Donghae oppa kemana?" tanya Krystal yang sudah rapih.
"Ibu takut terjadi apa-apa dengan Jessica, jadi aku meminta Donghae untuk mengantar Jessica. Kau mau kemana?"
"oh begitu. Aku mau pergi sebentar kerumah temanku" Krystal terpaksa berbohong. Ny.Jung mengangguk.
Seoul Hospital*
"pulanglah, Krystal pasti mencarimu"
"aku sedang ingin bersamamu. Jangan menyuruhku untuk pulang"
"kalau, begitu pergilah mengajar." Donghae terkekeh. Lalu, mengambil iphone nya dan memperlihat sesuatu pada Jessica.
"lihat! Hari ini aku tidak ada jadwal mengajar. Masih ingin menyuruhku pergi?"
"ayolah, kau tidak bisa terus mengikutiku. Aku sudah sehat"
"sungguh tidak apa-apa jika aku tinggal?" Jessica mengangguk mantap.
"yasudah, jika ada apa-apa hubungi aku"
cup.. Donghae meninggalkan sebuah kecupan di kening Jessica.
Sementara itu, Krystal gelisah menunggu hasil dari pemeriksaan. Namanya dipanggil.
"Krystal shi~ ..." kalimat itu terputus ketika sang dokter membuka hasil pemeriksaan.
"bagaimana dengan hasilnya?"
"Apa benar, diusia mu kau .." takut salah bicara sang Dokter
menyerahkan hasil itu pada Krystal untuk ia baca sendiri. Dengan
hati-hati Krystal membuka surat itu dan terhenyak lah hatinya.
Airmatanya menggenang. Diagnosis: Liver.
"maafkan aku, tapi ini diluar dugaan. Kufikir hanya gejala biasa." Krystal segara menutup surat itu dan menghapus airmatanya.
"tidak apa. Ini bukan salah anda. Bukankah ini sudah ditakdirkan oleh Tuhan?" Krystal tersenyum getir.
Dengan santai Donghae mengendarai mobil sambil bersiul. Tiba-tiba
suara handphone berbunyi. Ia mengambil iphone nya tapi tidak ada
panggilan masuk. Ia melirik kearah jok disampingnya. Ternyata iphone
Jessica yang tertinggal. Ia meraihnya tanpa melihat siapa yang
menelphon.
"unnie.." suara seseorang disebrang sana.
"Krystal?"
"Do..Donghae oppa. Kau ..."
"Jessica meninggalkan Iphone nya dimobil. Kau dimana? Apa sesuatu hal terjadi padamu?"
Hati Krystal langsung mencolos. Ucapan Donghae membuatnya tambah
sakit. Sebisa mungkin ia meredam suara tangis nya. Ia menghapus
airmatanya.
"tidak ada apa-apa. Tolong katakan pada ibu aku akan menginap dirumah
teman. Mungkin akan lama. Yasudah, terimakasih untuk segalanya oppa."
dengan cepat Krystal mematikan sambungan telfon nya. Krystal kembali
menangis. Tidak peduli orang lain memperhatikannya.
"Krystal shi~ ikutlah denganku" Krystal mendongakkan kepalanya
melihat sang Dokter dihadapannya. Kakinya mengikuti langkah kaki Sang
Dokter.
"kau bisa berbaring disana." Krystal berbaring. Memenjamkan matanya.
"Untuk sementara kau beristirahat disini. Kondisimu sudah lemah."
"kapan aku bisa langsung di operasi? Kau bilang kondisiku sudah lemah kan?"
"kau tidak bisa di operasi di rumah sakit kecil ini. Kita tidak
memiliki alat secanggih itu. Tapi, aku bisa mengajukanmu ke Seoul
Hospital" ujar Dokter itu dengan kedua tangan didalam saku.
"ada 2 dokter spesialis. Jessica dan Kyuhyun. Aku bisa mengajukanmu
kesana" Krystal tersenyum miris. Ia memutar tubuhnya membelakangi sang
Dokter. Suara isakan terdengar menyeruak.
"tolong tinggalkan aku sendiri. Biarkan aku memikirkannya dulu"
Seiring berjalannya waktu, Jessica menyadari adanya keganjalan. Ia
memberanikan diri untuk masuk kedalam kamar Krystal dan melihat Donghae
yang masih terlelap dalam tidurnya. Ia berjalan kearah meja rias dan
menemukan ada beberapa obat didalam laci meja tersebut.
"ini.. Bukankah ini obat sakit kepala. Ini.. Mungkinkah ini punya
Krystal?" beep* ia segera mengambil Iphone nya. Dan, berlari keluar dari
kamar Krystal. Nomor yang tidak ia kenali.
"yoboseo?"
"unnie.." suara serak Krystal memanggilnya.
"Krystal?.."
"unnie, aku ingin bertemu denganmu di dekat sungai han. Bisakah kita bertemu sekarang?" "Krystal.."
*****
Mereka duduk bersama. Menikmati hembusan angin dan indahnya sinar
mentari. Tidak saling melihat satu sama lain. Keduanya merasa canggung
meski mereka memiliki rasa rindu. "kau tahu, setelah beberapa hari tidak
bertemu denganmu, aku merasa asing." ucap Jessica pelan.
"kau pernah bilang bahwa kau selalu gagal menjadi seorang kakak
untukku. Tapi, tidakkah kau berfikir kau adalah orang yang munafik"
Krystal tertawa sejenak.
"kau selalu mengatakan hal itu. Tapi, kau juga yang memperlihatkan
perhatian padaku. Kau lebih dari seorang kakak. Kau merangkap menjadi
ibu, menjadi teman, dan menjadi sahabat." lanjut Krystal.
"maaf. Maafkan aku karena telah masuk dalam kehidupan kalian berdua." Jessica menyadari satu hal.
"Aku sudah menjadi seseorang yang merusak hubungan kalian"
"Krystal.."
"unnie, tolong jadilah penggantiku untuk Donghae oppa."
"apa maksudmu?" Akhirnya Jessica memberanikan diri untuk menatap Krystal.
"sekarang aku tahu kenapa Donghae oppa tidak pernah mau untuk menyentuhku. Itu karna dia menghargai akan keberadaanmu."
"krystal.."
"maaf, unnie aku tidak bisa lama-lama lagi." Jessica terdiam.
Airmatanya mengalir. Begitu sakit perasaannya. Begitu tega ia menyakiti
Krystal. Disisi lain Krystal juga menangis. Tapi, mungkin ini yang
terbaik.
Seoul Hospital*
Beberapa suster berlari dengan tergesa-gesa. Diikuti oleh Kyuhyun
yang juga berlari menuju ruang operasi. Membuka lebar pintu ruangan itu.
4orang suster dari rumah sakit lain menggiring kasur pasien seorang
wanita itu memasuki ruang operasi. Jessica memutar tubuhnya.
“pasien bernama Krystal Jung sudah masuk keruang operasi” Mata
Jessica terbelalak. Mana kala seorang asisten Kyuhyun berlarian sambil
memegang sebuah map biru. Airmatanya Jessica jatuh. Kakinya lemas, ia
tidak sanggup menopang berat tubuhnya. Hingga akhirnya ia terduduk.
Dadanya terasa sakit. tidak peduli oranglain yang terus
memperhatikannya. Yang jelas ia sudah sangat menyesal.
“Krystal …”
Sementara itu, Kyuhyun sudah pasrah. Ia tidak sanggup lagi.
Disisi lain ia sudah berusaha dengan keras tapi memang tubuh Krystal
menolak untuk hal ini. sepertinya ia memang menginginkan hal ini
terjadi.
“Krystal.. bertahanlah” operasi telah selesai. Tapi, tubuh Krystal
tidak menunjukkan tanda-tanda positif. Malah terjadi hal penolakan.
-1Love2Heart-
Setelah bertemu dengan Jessica, Krystal segera kerumah sakit rujukan
di Seoul Hospital. Ia telah berganti pakaian pasien. Sambil menunggu
suster datang. Ia mengetik sesuatu di ponselnya.
Send To: Appa
Appa, terimakasih atas perjodohan yang kau lakukan untukku.
Seolah kau adalah perantara dari Tuhan. Terimakasih banyak appa. Tapi,
sepertinya aku salah. Aku salah selama ini. Appa kau adalah appa
terbaik, kepala keluarga terbaik, pacar terbaik. Kau yag terbaik. Aku
telah menyusahkanmu. Maafkan aku, maafkan aku karena telah tubuh menjadi
wanita yang manja dan mengecewakanmu. Sampaikan salamku pada umma. Aku
baik-baik saja sampai saat ini. sampai nanti kita bertemu lagi, aku akan
tetap baik-baik saja. Jaga kesehatanmu dengan baik. Jaga umma. Aku
mencintaimu.
-Krystal-
Krystal menangis. Ia menekan tombol send. Ia kembali menulis mengetik sesuatu di ponselnya.
Send To: Donghae
Aku menyukaimu saat pertama kau datang. Aku tertarik padamu.
Aku selalu berdoa agar tuhan mengirimkan mu untuk ku. Dan, sepertinya
itu terkabul. Tapi, aku menginginkan hatimu juga. Bukan hanya dirimu
seorang. Tapi, kemana hatimu? Aku bahkan tidak bisa menemukan hatimu.
Kau simpan dimana hatimu? Bolehkah aku memilikinya? Bolehkah? Tidak.
Kurasa tidak boleh. Aku tahu dimana hatimu berada. Di genggaman Jessica
unnie. Benarkan? Donghae oppa, kau sangat munafik. Kau mencintai Jessica
unnie, tapi kenapa kau menikahiku? Apa Karenna kau kasihan padaku? Apa
karena kau anak berbakti makanya kau tidak menolak? Kau tahu, kau adalah
orang terjahat yang pernah aku temui. Dan, aku mencintaimi. Kau
mencintaiku sebagai seorang istri. Tapi, kau juga mencintai Jessica
sebagai pemilik hatimu. Donghae oppa, aku menyerahkan Jessica unnie
padamu. Jangan membuatnya menangis atau sakit.
-Krystal-
Send. Krystal tersenyum. Ia menatap jari manis nya yang masih mengenakan cincin pernikahan.
“aku harus melepaskanmu.” Dilepasnya cincin itu dan menggenggamnya dengan erat. untuk terakhir kalinya.
Brugkk* Tubuhnya jatuh kelantai. Tidak berdaya. Kaku. Tapi, ia tetap
tersenyum. Dan, perlahan matanya mulai menutup bersama dengan airmata
yang mengalir.
*****
We are two hearts but one love. One love we share for all eternity.
One love sent from heaven above. Two hearts, one love, this is our destiny.
Your heart and mine intertwined forever.
It matters not if we're near or far apart.
Our hearts were meant to be together.
One love to share within my heart and your heart.
Two hearts are filled with love for one another
When one heart is sad, the other will cry.
When one heart falters, the other helps it recover.
Even if one heart may break, our love will never die.
Your heart and my heart together form one.
We have been soul mates since the beginning of time.
Our souls are part of the stars, the moon, and the sun.
Two hearts, one love, one life...yours and mine.
Until the end of time.
Beberapa Bulan Kemudian
Seseorang memeluk tubuh mungil Jessica dari belakang. Mengelus perut Jessica yang semakin membesar.
“Donghae oppa.. aku sungguh tidak sabar menanti kedua anak kembar kita.”
“tinggal menunggu beberapa bulan lagi sayang, bersabarlah ..”
“Lee Baekhyun dan Lee Yoonjo umma kalian sangat tidak sabar menanti
kalian. Appa juga. Kami sangat mencintai kalian” ucap Donghae lalu
mengecup pipi kanan Jessica dengan lembut.
=THE END=