Post : SNSD/ Girls Generation
Tears Part 5
“Jadi.. semenjak saat itu, Jessica jadi depresi?” Tanya Sunye. Ia
mengambil cangkir kopinya dan meminumnya. Sunye menatap wajah pria
tampan di depannya, yang baru saja menceritakan masalahnya kepada
dirinya. Mereka berdua sedang makan siang di café yang tak jauh dari
kantor mereka.
“Mungkin bisa dibilang begitu…” Kata Donghae. Ia mendesah. “apa yang bisa kulakukan sekarang?”
“Sabar ya..” Sunye menyentuh punggung tangan Donghae yang
diletakkannya diatas meja. Sunye tersenyum lembut kepada Donghae.
Donghae menerjapkan mata, lalu ia menarik tangannya.
Raut wajah Sunye berubah, namun detik kemudian ia kembali tersenyum.
“Mungkin Jessica hanya butuh waktu. Kau harus tetap sabar..” kata Sunye mempertahankan suara lembutnya.
Donghae tersenyum tipis. “Terima kasih, Sunye-ssi, kau mau mendengarkan curhatanku..”
“Tidak masalah..” kata Sunye. “Oh ya, panggil saja aku Sunye. Ini kan sudah diluar kantor..”
Donghae kembali tersenyum tipis.
***
Di dalam kamar bayinya, Jessica yang duduk dipinggiran ranjang
menatap datar kakinya yang diperban oleh Donghae kemarin. Ia menoleh
kearah boneka yang ia dudukkan di kereta bayinya, lalu berkata, “Lihat,
kaki eomma luka.. tapi anehnya eomma tak merasakan apa-apa…”
Jessica mengangkat kakinya, memperlihatkan perban yang melilit telapak kakinya itu.
“Seharusnya eomma merasa sakit.. tapi eomma tak menangis. Eomma tak
merasa kesakitan..” gumam Jessica. Ia menatap boneka beruang yang selalu
ia anggap sebagai anaknya itu. Ia menatapnya lama, lalu berkata lagi.
“Kau mengantuk? Mau tidur?” Jessica mengambil boneka itu lalu
mengendongnya seakan ia sedang menggendong seorang bayi. “Ah.. benar,
ini memang waktunya tidur siang..”
Jessica menina-bobokan boneka itu… Lama kemudian, ia menidurkan
boneka itu ke dalam tempat tidur bayi. Lalu ia kembali menyanyikan lagu
nina bobo, dengan suara datarnya.
Tanpa Jessica sadari, ternyata Ibunya sudah memperhatikannya sejak tadi.
Ibu Jessica menitikan air mata melihat tingkah Jessica.
Tuhan.. kenapa anakku menjadi seperti ini?
Ibu Jessica mengelap air matanya, berusaha tegar.
***
“Hyung.. aku sudah sampai di depan rumahmu..” Cho Kyuhyun berbicara
dengan Donghae lewat telepon. Ia memarkirkan mobilnya di garasi rumah
Haesica yang luas, lalu ia keluar dari mobilnya. Ia berputar dan
membukakan pintu untuk istrinya, Seohyun.
Seohyun yang perutnya sekarang buncit keluar dari dalam mobil dengan hati-hati.
“Jangan lupa buah-buahannya, yeobo..” kata Seohyun. Kyuhyun langsung
mengambil buah-buahan yang dibelinya bersama Seohyun dari dalam mobil.
“Oh, Kyuhyun. Kau sudah datang?” terdengar suara Donghae dibelakang
Kyuhyun. Kyuhyun berbalik, dan menemukan sosok Donghae. Kyuhyun
tersenyum lebar.
“Apa kabar, hyung! Lama kita tidak berjumpa,” Kyuhyun menjabat dan menepuk bahu Donghae.
“Jadi.. kalian baru saja tiba dari Jepang dan langsung kesini? Apa
tidak apa-apa? Pasti kan lelah sekali..” kata Donghae sambil melihat
Seohyun yang berbadan dua (?)
Seohyun tersenyum. “Aniyo, gwaenchana, oppa. Habisnya aku juga sudah sangat kangen pada Sica eonni..”
“Baiklah.. ayo masuk, Jessica ada didalam kamar..”
Donghae mempersilahkan SeoKyu masuk kedalam rumahnya, dan mereka segera menuju kamar calon bayi mereka.
Tok.. tok.. Donghae mengetuk pintu.
“Chagi.. tebak siapa yang datang..” Donghae membuka pintu itu. Jessica yang sedang melamun disamping jendela kamar, menoleh.
“Seohyun…” gumam Jessica. Seohyun langsung berjalan kearah Jessica dan memeluknya.
“Eonni… aku kangen sekali padamu..” Kata Seohyun. Jessica tersenyum datar.
“Annyeong Jessica..” Sapa Kyuhyun. Jessica menoleh kearahnya. “Ah.. ada Kyuhyun juga…”
“Uh.. baiklah.. sebaiknya kita tinggalkan saja mereka berdua. Ayo hyung, kita bicara diluar..” Ajak Kyuhyun. Donghae mengangguk.
Seohyun duduk dengan hati-hati ditepi ranjang. “Eonni.. ayo duduk
disini..” Ia menepuk-nepuk tempat disampingnya. Jessica menurut.
“Eonni.. maaf aku baru bisa datang sekarang.. Aku turut sedih dengan
kejadian itu..” Kata Seohyun agak kikuk. Ia takut salah bicara. Padahal,
sebelumnya ia tak pernah sekikuk ini didepan Jessica.
Jessica mengangguk singkat. Raut wajah seohyun berubah menjadi sedih. Ia tak suka melihat Jessica yang begini..
“Eonni.. kenapa kau berubah begini?” Tanya Seohyun dengan suara bergetar.
“Seohyun.. kau hamil..?” Jessica tiba-tiba bertanya. Seohyun mengangguk.
“Berapa bulan..?”
“Sudah mau 7 bulan, eonni…”
“Sama sepertiku.. dulu..” Gumam Jessica.
“Eonni..” Seohyun menggenggam tangan Jessica.
“Kau harus menjaganya dengan baik..” kata Jessica. “Jangan sampai ceroboh… sepertiku…”
Jessica berkata tanpa menatap Seohyun. Mendengar perkataannya, Air mata Seohyunpun mengalir.
“Aku ini ibu yang jahat. Kau tak boleh sepertiku.. kau harus menjaganya… jangan seperti aku..” Jessica menoleh kearah Seohyun.
“Eonni…” Seohyun kembali memeluk Jessica. Ia menangis.
“Kau harus janji, Seohyun ah…” kata Jessica.
“Ne, eonni.. ne.. aku berjanji…”
***
“Yang sabar, hyung…” Kyuhyun menepuk-nepuk punggung hyungnya itu.
“Apa yang bisa kulakukan, kyu? Aku bisa gila..” Kata Donghae. Ia mengacak-acak rambutnya.
“Jessica hanya butuh waktu hyung, sepertinya begitu…”
“Mungkin begitu..”
“Kau harus selalu menemaninya hyung.. kau harus selalu bersamanya.. kau harus bisa menyadarkannya, kalau ia masih mempunyaimu..”
Kata-kata Kyuhyun membuat Donghae tersadar.
“Kau benar, kyu.. kau benar… hey, sejak kapan kau bisa jadi dewasa begini?”
Kyuhyun hanya menjawab pertanyaan Donghae dengan cengiran khasnya.
***
keesokan harinya…
Tok.. tok..
“Silahkan masuk,” kata Donghae tanpa mengalihkan pandangan dari
laptopnya. Sunye, sang sekretaris masuk kedalam ruangan sambil membawa
secangkir teh hangat.
“Saya tahu hari ini anda lembur.. makanya saya membuatkan anda teh…
malam ini sangat dingin..” Kata Sunye sambil meletakkan cangkir teh itu
dimeja Donghae.
“ya, terima kasih,” kata Donghae, yang masih berkutat dengan laptopnya.
Sunye tersenyum. “Oh ya, bagaimana dengan keadaan Jessica?”
Mendengar nama Jessica, Donghae mengehentikan pekerjaannya. Ia
memandang Sunye sambil tersenyum miris. “hampir tak ada perubahan…”
Sunye tersenyum lembut. “anda harus tetap sabar..”
Donghae tak menanggapi Sunye karena ia memikirkan Jessica. Sunye
menyingkirkan laptop Donghae, lalu ia duduk diatas meja, menghadap
Donghae.
Donghae kaget dengan apa yang dilakukan Sunye. Ia mengerutkan kening. “apa yang kau lakukan? Tidak sopan!”
“Ssstt..” Sunye meletakkan jari telunjuknya dibibir Donghae, membuat
Donghae tiba-tiba terdiam. Donghae menatap Sunye. Wanita itu masih tetap
dengan style baju dan rok mini super ketatnya. Dan tidak lupa dengan
make up tebalnya. Sunye menatap lekat Donghae.
“Anda harus santai.. tak boleh tegang..” Sunye berbisik tepat didepan
telinga Donghae. Entah apa yang merasukinya saat itu, Donghae tak
menolak saat Sunye mendekatkan kepalanya. Sunye memiringkan kepalanya,
hendak mencium Donghae. Ketika bibir mereka berdua sudah sagat dekat,
tiba-tiba dibenak Donghae muncul wajah sedih Jessica.
Donghae tercekat. Ia langsung mendorong bahu Sunye dan berdiri.
“Ini sudah malam. Sebaiknya aku pulang. Kau juga harus pulang, sunye-ssi..”
***
Donghae seperti ingin memukul wajahnya sendiri. apa yang tadi hampir kau lakukan, Lee Donghae? Batinnya.
Donghae membuka pintu kamar. Ia kaget dengan apa yang dilihatnya.
“Jessica…” gumamnya.
Jessica menoleh. “kau sudah pulang…” katanya kepada Donghae yang mematung.
“Apa yang kau lakukan, sica..?” tanya Donghae. Suaranya tercekat.
“Aku?” Gumam Jessica. Ia menatap boneka beruang yang sedang ia rendam
(?) didalam bak mandi bayi. Jessica mengambil botol shampoo khusus bayi
dan menuangkannya diatas kepala si boneka. “Aku sedang memandikannya.
Ia bau..” kata Jessica.
Donghae tertegun dengan kelakukan Jessica. Ia memakaikan sabun kepada
boneka itu. Ia seakan-akan sedang memandikan seorang bayi..
“Sica.. kenapa kau harus memandikannya?” Tanya Donghae. Ia berjongkok didepan Jessica.
Jessica menatap Donghae. “Ini urusanku. Aku yang membelikannya semua ini. Apa kau tidak suka?”
JLEB.
Donghae tercengang dengan kata-kata sinis Jessica. Air mata Donghae kembali keluar.
Donghae berusaha tersenyum. “baiklah.. kau bebas memandikannya… mau kubantu?”
“Tidak perlu,” kata Jessica dingin. “kau pergi saja. Urusi saja apa yang menjadi urusanmu..”
***
“Sica… kau tidur disini?” Tanya Donghae kepada Jessica yang berbaring diranjang kamar bayi mereka. Jessica mengangguk.
“Kenapa tidak dikamar kita saja, chagi?”
“Aku ingin tidur disini. Kau pergilah..” kata Jessica. Ia menarik
selimut dan berbaring membelakangi Donghae. Tak lama kemudian, Jessica
pun sudah tertidur. Donghae mengecup dahi Jessica, lalu berbisik.
“Aku merindukan dirimu yang dulu sica…”
TBC
Hehehe..
tumben aku ngepostnya cepet xD *tapi tetap aja kependekan -_-v
soalnya besok paketan aku udah habis T___T *curcol
jadinya buru-buru ngepost deh hehe~
hope you like it ^^ di commet ya~ xD
*lempar haesica*
0 komentar:
Posting Komentar
jika ingin komentar,tolong sopan dan jangan menggunakan kata-kata yang kotor